Sabtu, 21 April 2012

Kependudukan








RANGKUMAN MATA KULIAH KEPENDUDUKAN
(Tugas Responsi Kependudukan)








Oleh

Nita Oktami
1014023084










PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011

KONSEP DAN DEFINISI DEMOGRAFI

DEFINISI DEMOGRAFI:
·      Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya).
·      Menurut M. Hauser dan Duddly Duncan (1959):
Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial, dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status).
Dari kedua definisi tersebut terdapat kesimpulan bahwa demografi mempelajari struktur dan proses penduduk disuatu wilayah. Struktur penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur penduduk selalu berunah-ubah yang disebabkan oleh proses demografi yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi.
Demografi murni, hanya mendeskripsikan atau menganalisis variable-variabel demografi seperti yang telah dicontohkan diatas, yaitu hubungan antara naik turunnya tingkat fertilitas dengan struktur demografi di suatu daerah.

STUDI KEPENDUDUKAN
Studi kependudukan lebih luas dari kajian demografi murni, karena didalam memahami struktur dan proses kependudukan disuatu daerah, faktor-faktor non demografi ikut dilibatkan, misalnya dalam memahami trend fertilitas disuatu daerah tidak hanya cukup diketahui trend pasangan usia subur, tetapi juga faktor social budaya yang ada didaerah tersebut.
Contoh: Masyarakat Patrilinial dimana setiap keluarga menginginkan anak laki-laki, maka besarnya anak yang diinginkan bergantung pada sudah ada tidaknya anak laki-laki pada keluarga tersebut.
Hubungan Antara Variable Demografi Dengan Variable Demografi, Dan Hubungan Antara Variable Demografi Dengan Variable Non Demografi


 











                                                                                                             
Variable demografi terletak pada lingkaran I dan variable non demografi erletak pada lingkaran II. Jika variable pada lingkaran I berasosiasi akan menghasilkan kajian demografi, dan jika asosiasi tersebut antara variable pada lingkaran I dengan variable pada lingkaran II maka akan menghasilkan kajian studi kependudukan. Misalnya, tingkat kelahiran (lingkaran I) akan mempengaruhi kebutuhan pangan (lingkaran II).

Kammeyer (1971) memperjelas perbedaan antara demografi formal dengan studi kependudukan lewat perbedaan antara variable pengaruh dan variable terpengaruh.
Contoh analisis:
Tipe Studi
Variabel Pengaruh
Variabel Terpengaruh
Demografi Formal
Variabel Demografi
·         Komposisi Umur
·         Tingkat Kelahiran
Variabel Demografi
·         Tingkat Kelahiran
·         Komposisi Umur
Studi Kependudukan
Variable Non Demografi
·         Faktor Sosiologi, mis: kelas social
·         Faktor Ekonomi, mis: kesempatan ekonomi
Variable Demografi
·         Migrasi Keluar
Studi Kependudukan
Variabel Demografi
·         Tingkat kelahiran
·         Migrasi masuk
·         Tingkat Kematian
Variabel Non Demografi
·         Kebutuhan Pangan
·         Kemiskinan
·         Pertumbuhan Ekonomi




SUMBER DATA DEMOGRAFI

Ada 3 sumber data demografi, yaitu sensus penduduk, survei penduduk, registrasi.
SENSUS PENDUDUK
Ø  Sensus penduduk merupakan suatu proses keseluruhan dari pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan penilaian data penduduk yang menyangkut antar lain: cirri-ciri demografi, social ekonomi, dan lingkungan hidup.
Ø  Sensus penduduk dilakukan pada waktu tertentu (umumnya setiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka kosong). Sensus digunakan untuk mendapat data struktur penduduk.
Ø  Sensus penduduk bertujuan untuk mencacah seluruh penduduk yang ada di suatu Negara, ini berarti pada hari pelaksanaan sensus, petugas sensus akan datang ke rumah tangga- rumah tangga untuk mencacah seluruh anggota rumah tangga yang ada.
Ø  Penduduk yang dicacah meliputi penduduk de jure (penduduk yang resmi berdomisili di daerah tersebut) dan penduduk de facto (penduduk yang tinggal di suatu wilayah pada jangka waktu tertentu tetapi tidak termasuk penduduk resmi bagi wilayah yang bersangkutan).
Ciri-ciri Sensus Penduduk:
1.        Bersifat individu, yang berarti informasi demografi dan social ekonomi yang dikumpulkan bersumber dari individu baik sebagai anggota rumah tangga maupun sebagai anggota masyarakat.
2.        Bersifat universal, yang berarti pencacahan bersifat menyeluruh.
3.        Pencacahan diselenggarakan serentak di seluruh Negara.
4.        Periodik, sensus penduduk dilaksanakan setiap sepuluh tahun yaitu pada tahun yang berakhiran angka kosong.
Kesalahan Sensus
1.        Kesalahan cakupan, yaitu kesalahan dimana tidak seluruh penduduk tercacah, dan bagi yang tercacah ada sebagian dari mereka tercacah dua kali.
2.        Kesalahan isi pelaporan, yaitu kesalahan yang meliputi kesalahan pelaporan dari responden, misalnya kesalahan pelaporan tentang umur.
3.        Kesalahan Keetepatan Pelaporan, dapat terjadi karena kesalahan petugas sensus atau kesalahan responden sendiri.

Konsep/ definisi yang dipergunakan
1.        Penduduk yang Dicacah
       Semua penduduk yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia, baik yang bertempat tinggal tetap maupun yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap (tuna wisma, awak kapal yang berbendera Indonesia, penghuni perahu, dan masyarakat terpencil). Warga Negara asing (kecuali anggotaa Korps Diplomatik) beserta keluarganya juga dicacah.
2.        Blok Sensus
       Blok sensus adalah wilayah kerja bagi pencacah agar beban kerja setiap pencacah homogen.
3.        Klasifikasi Daerah Perkotaan/ Pedesaan
       Klasifikasi ini didasarkan pada kepadatan penduduk, persentase rumah tangga yang bekerja pada bidang pertanian, akses terhadap fasilitas kota seperti sekolah, rumah sakit, jalan aspal, telfon, dan sebagainya.
4.        Bangunan
       Bangunan fisik adalah tempat perlindungan tetap maupun sementara yang mempunyai dinding, lantai dan atap, baik digunakan untuk tempat tinggal atau bukan tempat tinggal.
5.        Rumah Tangga
       Rumah tangga biasanya adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur.
       Rumah tangga khusus: orang yang tinggal di asrama, orang yang tinggal dilembaga pemasyarakatan, tinggal di kosan.
6.        Anggota Rumah Tangga
       Anggota rumah tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada.

REGISTRASI PENDUDUK
·           Registrasi dilakukan untuk mengumpulkan data kelahiran, kematian, dan mobilitas penduduk, perkawinan, perceraiann, perubahan pekerjaan, yang dapat terjadi setiap saat yang tidak dapat dijaring dalam sensus penduduk.
·           Registrasi dilakukan oleh Kantor Pemerintahan Dalam Negeri.
·           Registrasi dilakukan dengan system pasif, karena penduduk yang harus datang untuk melapor.

SURVEI PENDUDUK
·           Informasi yang dikumpulkan lebih luas dan mendalam daripada sensus dan survey karena datanya mencakup sifat dan perilaku.
·           Biasanya dilakukan dengan system sampel atau studi kasus.
·           Dilakukan oleh lembaga-lembaga tertentu.


KOMPOSISI PENDUDUK

·      Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas variable-variabel tertentu.
·      Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik yang sama.
·      Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh tiga variable demografi yaitu: kelahiran, kematian, dan migrasi.
Ada 2 jenis struktur Negara:
1.        Negara Berstruktur Umur Muda
       Apabila kelompok penduduk yang berumur dibawah lima belas tahun jumlahnya lebih dari 40%, sedangkan besarnya kelompok penduduk usia 65 tahun kurang dari 10%. Contoh: Burma, India, dan Indonesia.
2.        Negara Berstruktur Umur Tua
       Apabila kelompok penduduk yang berumur 15 tahun ke bawah jumlahnya kecil ( kurang dari 40% dari seluruh penduduk) dan persentase penduduk di atas usia 65 tahun sekitar 10%. Contoh: Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat.

PIRAMIDA PENDUDUK
·         Piramida penduduk adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang digambarkan secara visual pada sebuah grafik.
·         Cara menggambar piramida penduduk:
1.      Menggambar dua garis yang saling tegak lurus.
2.      Garis yang vertikal menggambarkan umur penduduk mulai dari nol lalu naik. Pada
·         Kelompok “not stated” (NS) merupakan kelompok penduduk yang tidak diketahui umurnya dan kelompok ini tidak dapat dimasukan pada kelompok umur tertentu. Kelompok ini dimasukan dalam kelompok-kelompok umur yang lain dengan menggunakan teknik “pro-rating”.
Pro-rating dilakukan dengan dua cara:
1.      Mengalikan masing-masing kelompok penduduk menurut umur dengan faktor pengali k.
          Jumlah seluruh penduduk
K =
          Jumlah seluruh penduduk – NS
2.      Jumlah penduduk umur tertentu ditambah dengan hasil perkalian proporsi penduduk kelompok umur di atas dengan jumlah seluruh penduduk dengan jumlah penduduk NS.
·         Berdasarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, karakteristik penduduk suatu Negara dibedakan menjadi:
1.      Ekspansif, jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda. Terdapat pada Negara yang angka kelahiran dan kematian tinggi. Tingkat pertumbuhannya cepat. Contoh: Indonesia, Malaysia, Philipina, India, dan Costa Rica.
2.      Konstruktif, jika penduduk yang berada dalam kelompok termuda jumlahnya sedikit. Terdapat pada Negara yang tingkat kelahiran turun dengan cepat, dan tingkat kematiannya rendah. Contoh: Jepang, dan Negara-negara di Eropa Barat, misalnya Swedia.
3.      Stasioner, jika banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama, kecuali pada kelompok umur tertentu. Terdapat pada Negara yang mempunyai tingkat kelahiran dan tingkat kematian rendah. Contoh: terdapat Negara Eropa, misalnya: Jerman


PERKEMBANGAN PENDUDUK DUNIA TRANSISI VITAL DAN TRANSISI MOBILITAS PENDUDUK

Tahap –tahap Transisi Vital
Tahap
Tingkat Kelahiran
Tingkat Kematian
Pertumbuhan Alami
Contoh
1.    Stasioner Tinggi
Tinggi
Tinggi
Nol/sangat rendah
Eropa pada abad 14
2.    Awal Perkembangan

Lambat Menurun
Lambat
India sebelum PD II
3.    Akhir Perkembangan
Menurun
Menurun lebih cepat daripada tingkat kelahiran
Cepat
Eropa Selatan dan Timur sebelum PD II, India setelah PD II
4.    Stasioner Rendah
Rendah
Rendah
Nol/ sangat rendah
Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, pada tahun 1939an
5.    Menurun
Rendah
Lebih tinggi dari pada tingkat kelahiran
Negative
Perancis sebelum PD II, Jerman Timur dan Barat pada tahun 1975


TEORI PENDUDUK

Para ahli umumnya dikelompokan jadi 3, yaitu:
1.      Aliran Malthusian (dipelopori oleh Thomas Robert Malthus) dan Aliran Neo Malthusian (dipelopori oleh Garreth Hardin dan Paul Ehrlich)
2.      Aliran Marxist (dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels)
3.      Teori Kependudukan Mutakhir.

1.    Aliran Malthusian
·         Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Malthus. Pada tahun 1798 lewat buku karangannya yang berjudul “Essai on Participle of Polpulation as it Affect the Future Improvement of Society, with Remarks on the Specculations of Mr. Godwin, Mr. Condorcet and Other Writers” menyatakan bahwa penduduk (seperti juga tumbuh-tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari muka bumi ini.
·         Tingginya pertumbuhan penduduk ini disebabkan karena hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan tidak bias dihentikan.
·         Malthus juga berpendapat bahwa manusia untuk hidup memerlukan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila tidak diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami kekurangan bahan makanan. Hal ini di uraikan oleh Malthus sebagai berikut:
Human species would increase as the number 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256 and substance as 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. In two centuriesthe population would be to the means of subsistence as 236 to 9, in three centuries as 4096 to 13 and in two thousand years the difference would be almost incalculable…”
·         Menurut Malthus, pembatasan penduduk dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1.      Preventive checks
Merupakan pengurangan penduduk melalui penekanan kelahiran. Preventive checks dapat dibagi menjadi dua, yaitu Moral restraint (pengekangan diri) yaitu segala usaha untuk mengekang nafsu seksuil, dan Vice merupakan pengurangan kelahiran seperti pengguguran kandungan, penggunaan alat kontrasepsi, homoseksuil, promescuty, adultery. Bagi Malthus moral restraint merupakan pembatasan kelahiran yang paling penting, sedangkan penggunaan alat-alat kontrasepsi belum dapat diterimanya.

2.      Positive checks
Adalah pengurangan penduduk melalui proses kematian.apabila di suatu wilayah jumlah penduduk melebihi jumlah persediaan bahan pangan, maka tingkat kematian akan meningkat mengakibatkan terjadinya kelaparan, wabah penyakit dan lain sebagainya.
Positive checks dapat dibagi menjadi dua, yaitu vice dan misery. Vice (kejahatan) ialah segala jenis pencabutan nyawa sesame manusia seperti pembunuhan anak-anak, pembunuhan orang cacat dan orang tua. Misery (kemelaratan) ialah segala keadaan yang menyebabkan kematian seperti berbagai jenis penyakit dn epidemic, bencana alam, kelaparan, kekurangan dan peperangan.

Beberapa kritik teori Malthus adalah sebagai berikut:
1.      Malthus  tidak memperhitungkan kemajuan-kemajuan transportasi yang menhubungkan daerah satu dengan daerah yang lain sehingga pengirima bahan makanan ke daerah-daerah yang kekurangan pangan mudah dilaksanakan.
2.      Dia tidak memperhitungkan kemajuan yang pesat dalam bidang teknologi, terutama dalam bidang pertanian.
3.      Malthus tidak memperhitungkan usaha pembatasan kelahiran bagi pasangan-pasangan yang sudah menikah.
4.      Fertilitas akan menurun jika terjadi perbaikan ekonomi dan standart hidup penduduk dinaikkan.


2.    Aliran Neo-Malthusian
·      Kelompok ini tidak sependapat dengan Malthus bahwa mengurangi jumlah penduduk cukup dengan moral restraint saja, tetapi mereka menganjurkan menggunakan semua cara preventive checks  misalnya dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi untuk mengurangi jumlah kelahiran, pengguguran kandungan.
·      Paul erlich dalam bukunya “The Population Bomb”  pada tahun 1971, menggambarkan penduduk dan lingkungan yang ada di dunia dewasa ini sebagai berikut. Pertama, dunia ini sudah terlalu banyak manusia, selanjutnya bahan makanan sangat terbatas dan ketiga karena terlalu banyak manusia di dunia ini lingkungan sudah banyak yang rusak dan tercemar.

3.    Aliran Marxist
·      Aliran ini dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Marx dan Engels tidak sependapat dengan Malthus yang menyatakan bahwa apabila tidak diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan kekujrangan bahan pangan.
·      Menurut Marx tekanan penduduk yang terdapat di suatu negara bukanlah tekanan penduduk  terhadap bahan makanan, tetapi tekanan penduduk terhadap kesempatan kerja. Kemelaratan terjadi bukan disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, tetapi karena kesalahan masyarakat itu sendiri seperti terdapat pada negara-negara kapitalis. Kaum kapitalis akan mengambil sebagian pendapatan dari buruh sehingga menyebabkan kemelaratan buruh tersebut.
·      Jadi menurut Marx dan Engels system kapitalislah yang menyebabkan kemelaratan tersebut, dimana mereka menguasai alat-alat produksi. Menurut Marx dalam  system sosialis alat-alat produksi dikuasai oleh buruh, sengga gaji buruh tidak akan terpotong. Buruh akan menikmati seluruh hasil kerja mereka dan oleh karena itu masalah kemelaratan akan dapat dihapuskan.

4.    Beberapa Teori Kependudukan Mutakhir
Teori-teori ini dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok teori fisiologis dan social ekonomi, dan teori teknologi.
a.    Teori Fisiologis dan Sosial Ekonomi
·      John Stuart Mill
John Stuart Mill seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi berkebangsaan Inggris berpendapat  bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya. Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan bahan makanan, maka keadaan ini hanyalah bersifat sementara saja.pemecahannya ada dua kemungkinan yaitu: mengimport bahan makanan atau memindahkan sebagian penduduk wilayah tersebut ke wilayah lain.

·      Arsene Dumont
Arsene Dumont melancarkan teori penduduk baru yang disebut nteori kapilaritas social (theory of social capital). Kapilaritas social mengacu pada keinginan seseorang untuk mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat.

·      Emile Durkheim
Durkheim menekankan perhatiannya pada keadaan akibat dari adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi. Ia mengatakan bahwa pada suatu wilayah dimana angka kepadatan penduduknya tinggi akibat dari tingginya laju pertumbuhan penduduk, maka akan timbul persaingan diantara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup.

·      Michael Thomas Sadler dan Doubleday
Kedua ahli ini adalah penganut teori fisiologis. Sadler mengemukakan bahwa daya reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah penduduk yang ada di suatu negara atau wilayah. Jika kepadatan penduduk tinggi, daya reproduksi akan menurun. Sebaliknya, jika kepadatan penduduk rendah, maka daya reproduksi manusia akan meningkat.
Teori Doubleday sama dengan teori Sadler, hanya titik tolaknya berbeda. Doubleday berpendapat bahwa daya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan bahan makanan yang tersedia. Jadi kenaikan kemakmuran menyebabkan turunnya daya reproduksi manusia.
Menurut Doubleday, kekurangan bahan makanan akan merupakan perangsang bagi daya reproduksi manusia, sedang kelebihan pangan justru merupakan factor pengekang perkembangan penduduk.

b.    Penganut Kelompok Teknologi yang Optimis
Kelompok Teknologi beranggapan bahwa manusia dengan ilmu pengetahuannya mampu melipatgandakan produksi pertanian. Mereka mampu mengubah kembali (recycling) barang-barang yang sudah habis dipakai sampai akhirnya dunia ketiga mengakhiri masa transisi demografinya.


BEBERAPA UKURAN KOMPONEN DEMOGRAFI

Didalam pengukuran ini peristiwa-peristiwa tersebut perlulah diketahui dengan pasti:
a.    Pada periode maan peristiwa itu terjadi
b.    Kelompok penduduk mana yang mengalami peristiwa tersebut
c.    Peristiwa mana yang diukur.

Beberapa pengukuran bilangan relative:
1.    Proporsi
·      Proporsi laki-laki =
·      Proporsi perempuan =
2.    Persentase
·      Pers. Laki laki =
·      Pers. Perempuan =
3.    Perbandingan
Perbandingan =

Keterangan:
a = jumlah penduduk laki-laki
b = jumlah penduduk perempuan
4.    Rasio
a.      Rasio Jenis Kelamin
SR =
Dengan M = jumlah penduduk laki-laki
              F = jumlah penduduk perempuan
              K = konstanta (100)

b.      Rasio Jenis Kelamin Menurut Umur
SRi =
c.       Rasio Menurut Jenis Kelamin Kelahiran
SRB =
Dengan : Bm = kelahiran bayi laki-laki
                Bf = kelahiran bayi perempuan
d.      Rasio Anak Perempuan
CWR =
Dengan :    P(0-4) = jumlah penduduk usia < 5 tahun
                  P(15-49) = jumlah penduduk perempuan usia 15-49 tahun
e.       Rasio Beban Tanggungan
DR =
f.       Kepadatan Penduduk
KP =
1.      Kepadatan Penduduk Kasar
Banyaknya penduduk persatuan luas
2.      Kepadatan penduduk fisiologis
KPF =
3.      Kepadatan Penduduk Agraris
KPA =


KEMATIAN (MORTALITAS)


·      Kematian atau mortalitas adalah salah satu dari tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas penduduk di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masayarakat di daerah tersebut.
·      Mati ialah peristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanent, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Dari definisi ini terlihat bahwa keadaan mati hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup.
·      Morbiditas yang diartikan sebagai penyakit atau kesakitan. Penyakit dan kesakitan dapat menimpa manusia lebih dari satu kali dan selanjutnya rangkaian morbiditas ini atau sering disebut morbiditas kumulatif pada akhirnya menghasilkan peristiwa yang disebut kematian. Penyakit atau kesakitan adalah penyimpangan dari keadaan normal, yang biasanya dibatasi pada kesehatan fisik dan mental.

Peristiwa kematian yang terjadi di dalam rahim disebut intra uterin, sedangkan yang terjadi diluar rahim disebut dengan extra uterin. Pada masa janian masih dalam kandungan ibu, terdapat peristiwa-peristiwa kematian janin sebagai berikut:
1.    Abortus, kematian janin menjelang dan sampai 16 minggu.
2.    Immatur, kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu sampai pada umur kandungan 28 minggu.
3.    Prematur, kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28 minggu sampai waktu lahir.

Selanjutnya kematian bayi di luar rahim dibedakan menjadi:
1.    Lahir mati (still birth), kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar dari rahim, tidak ada tanda-tanda kehidupan.
2.    Kematian baru lahir (neo natal death) adalah kematian bayi sebelum berumur satu bulan tetapi kuarng dari satu tahun.
3.    Kematian lepas baru lahir (post neo natal death) adalah kematian bayi setelah berumur satu bulan tetapi kurang dari setahun.
4.    Kematian bayi (infant mortality), kematian setelah bayi lahir hidup hingga berumur kurang dari satu tahun.


Beberapa Cara Pengukuran Kematian Penduduk
1.    Tingkat Kematian Kasar
Tingkat kematian kasar (CDR) didefinisikan sebagai banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
Dapat dirumuskan:
Tingkat kematian kasar (CDR) =     D     x k
                                                             Pm
Dengan:
D   = Jumlah kematian pada tahun tertentu (dari hasil registrasi penduduk)
Pm  = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun (pada bulan Juni/Juli)
k    = Bilangan konstan yang biasanya bernilai 1000

2.    Tingkat Kematian Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Besar kecilnya angka kematian angka kematian dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain oleh umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan status kawin. Ukuran kematian yang paling umum digunakan oleh ahli demografi ialah Tingkat Kematian menurut umur, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Age Specific Death Rate disengkat dengan ASDR, dituliskan dengan rumus:




Jumlah kematian penduduk
                                                                       kelompok umur i              x 1000
Tingkat Kemataian Kelompok Umur i =                                                 
                                                                Jumlah penduduk kelompok
                                                              umur i pada pertengahan tahun
atau:
ASDRi =      Di         x 1000
                         Pmi
Di     = Jumlah kematian pada kelompok umur I
Pmi  = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada kelompok umur i

3.      Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality Rate atau IMR)
Tingkat kematian bayi dapat dihitung dengan umus sebagai berrikut:
Jumlah kematian bayi
                                          pada tahun tertentu      
Tingkat kematian bayi =                                             x k
                                          Jumlah kelahiran hidup
  Pada tahun tertentu      
Atau:
IMR =  Do      x k
              B
Do = jumlah kematian bayi pada tahun tertentu
B   = jumlah lahir hidup pada tahun tertentu
k    = bilangan konstan = 1000





TABEL KEMATIAN

Table kematian memberikan gambaran kepada kita tentang sejarah kehidupan suatu kohor hipotesis yang berangsur-angsur berkurang jumlahnya karena kematian. Table kematian berbentuk sederhana disusun berdasarkan tingkat kematian menurut umur. Dalam table kematian dibuat beberapa asumsi:
1.    Kohor hanya berkurang secara berangsur-angsur karena kematian dan tidak ada migrasi masuk dan migrasi keluar.
2.    Kematian menurut anggota kohor menurut pola tertentu pada berbagai tingkat umur.
3.    Kohor berasal dari radiks tertentu.
4.    Pada tiap tingkat umur rata-rata orang meninggal mencapai pertengahan antara dua tingkat umur berturut-turut.
Table kematian terdiri tujuh kolom, enam diantaranya menyajikan fungsi table kematian. Ketujuh kolom tersebut adalh sebagai berikut:
X = umur tepat dalam tahun
qx = kemungkinan mati antara umur x dan x+1
Ix = mereka yang bertahan hidup pada umur tepat x
dx = jumlah kematian antara umur x dan x+1
Lx = tahun kehidupan antara umur x dan x+1
Tx = tahun total kehidupan setelah umur tepat x
e0x = harapan hidup, jumlah rata-rata tahun kehidupan stelah umur tepat x
Dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama, ada beberapa macam kohor diantaranya adalah:
1.    Kohor kelahiran, adalah sekelompok penduduk yang lahir pada waktu yang sama.
2.    Kolom sintesis, sekelompok penduduk yang tersusun menurut kelompok umur tertentu.
3.    Kohor perkawinan, sekelompok penduduk yang kawin pertama pada waktu yang sama.
4.    Kohor masuk sekolah, sekelompok penduduk yang masuk sekolah pada waktu yang sama.

Cara perhitungan setiap kolom:
1.      dx = Ix . qx
2.      Ix = Ix-1 – dx-1
3.      L0 = 0,3I0 + 0,7 I1
L1 = 0,4 I1 + 0,6 I
Lx = Ix + Ix+1
              2
4.      T0= ∑Lx
Tx = Tx-1 – Lx-1
5.      e0x = Tx
         Ix
Contoh table kematian:
Umur (x)
Ix
dx
qx
Lx
Tx
E0x
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10







KELAHIRAN (FERTILITAS)

·         Fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan, misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainaya.
·         Fekunditas (fecundity) sebagai petunjuk kepada kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk menghasilkan anak lahir hidup.
·         Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Di samping itu, seseorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya, seorang perempuan yang telah melahirkan seorang anak tidak berarti resiko melahirkan dari perempuan tersebut menurun.

Ada dua macam pengukuran fertilitas, yaitu pengukuran fertilitas tahunan (vital rates) dan pengukuran fertilitas kumulatif. Pengukuran fertilitas kumulatif ialah mengukur jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang permpuan hingga mengakhiri batas usia subur. Sedangkan pengukuran fertilitas tahunana (vital rates) ialah mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut.

Beberapa pengukuran fertilitas tahunan:
Ø  Tingkat fertilitas kasar (Crude Birth Rate)
Tingkat fertilitas kasar didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. DItuliskan dengan rumus:



B
CBR =                  x k
                        Pm
Dimana:
CBR          : Crude Birth Rate atau Tingkat Kelahairan Kasar
Pm             : Penduduk pertengahan tahun
k                : Bilangan konstan yang biasanya 1.000
B               : Jumlah kelahiran pada tahun tertentu

Ø  Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate = GFR)
Tingkat Fertilitas Umum adalah perhitungan fertilitas dengan memnggunakan pembagi jumlah penduduk peremuan pertengahan tahun umur 15-49 tahun.
Dirumuskan:
B
GFR =                               x k
                  Pf (15-49)

GFR          : Tingkat Fertilitas Umum
B               : Jumlah kelahiran
Pf (15-49)  : Jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun

Ø  Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate = ASFR)
Perhitungan ini dapat dikerjakan denga rumus:
Bi       
            ASFRi =                      x k         
                              Pfi
Dimana:
Bi                   : jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i
      Pfi  : jumlah perempuan kelompok umit I pada pertengahan tahun
     

Beberapa pengukuran fertilitas kumulatif:
Ø  Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility Rates = TFR)
Tingkat fertilitas total didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan tiap 1.000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan:
  1. Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
  2. Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu

Tingkat Fertilitas Total dirumuskan:

Dimana:
TFR          : Total Fertility Rate
ASFRi        : tingkat fertilitas menurut umur ke i dari kelompok berjenjang 5 tahunan

Ø  Gross Reproduction Rates (GRR)
Gross Reproduction Rates ialah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1.000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya. Maka dirumuskan:

Dimana:
ASFRfi = tingkat fertilitas menurut umur ke-I dari kelompok berjenjang 5 tahunan

Kelemahan GRR yaitu mengabaikan kemungkinan perempuan meninggal sebelum masa reproduksinya berakhir

Ø  Net Reproduction Rates (NRR)
Net Reproduction Rates ialahjumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah kohor hipotesis dari 1.000 perempuan dengan memperhitungkan kemungkianan meninggalnya perempuan-perempuan tersebut sebelum mengakhiri masa reproduksinya. Dirumskan dengan:
               


NRR = 1 yaitu tingkat replacement level yang artinya saat satu ibu diganti oleh satu bayi perempuan








MOBILITAS PENDUDUK

Mobilitas penduduk adalah pergerakan penduduk dari satu daerah ke daerah lain. Baik untuk sementara maupun untuk jangka waktu yang lama atau menetap seperti mobilitas ulang-alik (komunitas) dan migrasi. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain atau dari suatu daerah ke daerah lain.

Mobiliats penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk vertikal dan mobilitas penduduk horinzontal.
·      Mobiliats penduduk vertical sering disebut dengan perubahan status, atau perpindahan dari cara-cara hidup tradisional ke cara-cara hidup yang lebih modern. Dan salah satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan. Seseorang mula-mula bekerja dalam sector pertanian sekarang bekerja dalam sector non pertanian.
·      Mobilitas penduduk horizontal sering pula disebut dengan mobilitas penduduk gegrafis adalah gerak (movement) penduduk yang melintas batas wilayah menuju ke wilayah yang lain dalam periode waktu tertentu (mantra, 1987), atau dengan kata lain perpindahan penduduk dari satu lapangan hidup ke lapangan hidup yang lain. Penggunaan batas wilayah dan waktu untuk indicator mobilitas penduduk horizontal ini mengikuti paradigma ilmu geografi yang berdasarkan konsepnya atas wilayah dan waktu (space and time concept).

Mobilitas dibedakan 2 yaitu mobilitas non permanen (tidak tetap) dan mobilitas permanen (tetap). Apabila perpindahan bertujuan untuk menetap di daerah tujuan maka disebut migrasi. Jadi migrasi artinya perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain untuk menetap.
Jenis-jenis mobilitas permanen :
1.      Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
2.      Transmigrasi yaitu perpindahan perpindahan penduduk dari pulau yang padat ke pulau yang kurang padat penduduknya. Transmigrasi diatur oleh pemerintah.
3.      Migrasi yaitu masuknya penduduk dari satu Negara ke Negara lain.
4.      Emigrasi yaitu keluarnya penduduk suatu negara untuk masuk ke negara lain.
5.      Remigrasi yaitu kembalinya penduduk ke negara asalnya.

Berikut adalah tabel bentuk – bentuk mobilitas penduduk
Bentuk Mobilitas
Batas Wilayah
Batas Waktu
Ulang Alik
Dukuh atau Dusun
Enam jam atau lebih dan kembali pada hari itu juga
Menginap atau mondok didaerah tujuan
Dukuh atau Dusun
Lebih dari 1 hari tapi kirang dari 6 bulan
Permanen atau menetap didaerah tujuan
Dusun atau Dukuh
Enam bulan atau lebih menetap didaerah tujuan.


v  Mobilitas Penduduk Permanen (Migrasi)
Migrasi penduduk
Migrasi penduduk terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
Migrasi internasional. Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara.
Migrasi interen adalah migrasi yang terjadi dalam batas wilayah suatu negara. Terdiri dari:
Ø  Migrasi sirkuler yaitu perpindahan penduduk sementara karena mendekati tempat pekerjaan.
Ø  Komuter atau ngelaju yaitu pergi ketempat atau kota lain di pagi hari dan pulang di sore hari ataupun malam hari.
Ø  Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan maksud untuk mencari nafkah.
Sebab-sebab timbulnya migrasi penduduk yaitu adanya alasan ekonomis, adanya alasan politis, adanya alasan wabah penyakit yang timbul disuatu daerah tertentu, dan adanya alasan pendidikan.
Transmigrasi
Yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang jarang penduduknya dalam satu negara. Penyelenggaraan transmigrasi dikatakan berhasil bila memenuhi syarat :
Ø  Jumlah penduduk yang transmigrasikan tiap tahun lebih banyak dari pada pertambahan penduduk dari daerah yang ditinggalkan.
Ø  Antara transmigran dengan penduduk yang didatangi dapat hidup berdampingan.

Migrasi Internasional Tenaga Kerja Indonesia
Faktor yang mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, yaitu makin kompleksnya masalah kependudukan yang terjadi di dalam negeri dengan berbagai implikasi sosial ekonimisnya. Selain itu, terbukanya ksempatan kerja yang cukup luas di negara-negara yang relatif kaya dan baru berkembang yang dapat menyerap tenaga kerja Indonesia dalam jumlah yang cukup besar.

v  Mobilitas Penduduk Non Permanen (Sirkuler)
Mobilitas penduduk sirkuler atau mobilitas non permanen adalah gerak penduduk dari suatu wilayah menuju ke wilayah lain dengan tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Sebagai contoh, di Indonesia (menurut batasan sensus penduduk) mobilitas penduduk sirkuler dapat didefinisikan sebagai gerak penduduk yang melintas batas propinsi menuju ke propinsi lain dalam jangka waktu kurang enam bulan. Hal ini sesuai dengan paradigma geografis yang didasarkan atas konsep ruang (space) dan waktu (time).


Pengertian Ulang – Alik
Ulang alik merupakan gerak penduduk dari daerah asal menuju daerah tujuan dalam batas waktu tertentu dan kembali kedaerah asal pada hari itu juga.
Berikut adalah tabel bentuk – bentuk mobilitas penduduk

                     MP vertical
                     (perubahan status)


Mobilitas                                          MP permanen
Penduduk                                        (migrasi)

                     MP horizontal
                     (MP geografis)
                                                                                                Ulang alik
                                                                                                (commuting)
                                                         MP non permanen
                                                         (MP sirkuler)
                                                                                                Nginap/
                                                                                                mondok

skema bentuk-bentuk mobilitas penduduk


Flowchart: Connector: ±                                                  kekuataan sentripental
daerah asal
                                                  kekuatan sentrifugal

kekuatan sentripental:
kekuatan yang mengikat orang-orang untuk tinggal di daerah asal, misalnya
-          Terikat tanah warisan
-          Menunggu orang tua yang sudah lanjut
-          Kegotongroyongan yang baik
-          Daerah asal yang merupakan tempat kelahiran nenek moyang mereka
Kekuatan sentrifugal
Kekuatan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asal, misalnya:
-          Terbatasnya pasaran kerja
-          Terbatasnya fasilitas pendidikan


KETENAGAKERJAAN

·         Di Indonesia yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis.
·         Bekerja diartikan sebagai melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan atau membantu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh penghasilan berupa uang atau jasa dalam kurun waktu tertentu.
·         Labour Force Approach mengertikan mereka yang bekerja sekedarnya saja sudah dianggap bekerja dan demikian yang unemployed yang ekuivalen dengan penganggur adalah mereka yang tidak bekerja sama sekali dan aktif mencari pekerjaan.
·         Labour Utilization Approach membagi mereka yang bekerja menjadi dua, yaitu full employed yaitu angkatan kerja yang bekerja penuh diartikan sebagai dimanfaatkan penuh dan under employed yaitu angkatan kerja yang bekerja tidak penuh yakni yang kurang dimanfaatkan didasarkan pada jumlah jam kerja seminggu yang lebih dikenal dengan setengah penganggur karena jam kerja yang rendah. 





PROYEKSI PENDUDUK

Proyeksi penduduk sebagai prediksi (ramalan) yang didasarkan pada asumsi rational tertentu yang dibangun untuk kecenderungan masa yang akan datang dengan menggunakan peralatan statistic atau perhitungan matematik.
1.     DATA DASAR
Data Dasar yang diperlukan untuk pembuatan proyeksi penduduk adalah sebagai berikut :
1.    Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin sebagai data dasar pembuatan proyeksi penduduk
2.    Besar dan perkembangan angka kelahiran, kematian dan migrasi penduduk
3.    Tabel kematian yang sesuai dengan perkembangan komponen demografi pada periode proyeksi tersebut.

2.    PERAPIHAN UMUR
·         Perapihan Umur dilakukan dengan tujuan memperkecil kesalahan yang ada pada data tersebut.
·         Jika hal ini tidak dilakukan maka kesalahan itu akan terbawa ke dalam perhitungan proyeksi, sehingga akan mempengaruhi jumlah dan struktur umur penduduk dalam periode proyeksi tersebut.
·         Dalam melakukan perapihan umur kesulitan yang dihadapi adalah tidak diketahui pasti letak kesalahan-kesalahan yang ada ,sehingga sulit menentukan umur-umur mana saja yang sudah pasti salah dan mana yang benar, sehingga perapihan dilakukan untuk semua kelompok umur (BPS, 1998).
BPS mengadakan data dasar penduduk menurut umur dan jenis kelamin (SUPAS 1995) dilakukan dalam tiga tahapan , yaitu :
1.      Merapikan data penduduk umur 10-64 tahun
Menggunakan metode dari PBB yang disusun dalam paket komputer Micro Computer Programs for Demographics Analysis (MCPDA)
S = 1/16 (-PX-2 +  4Px-1 + 10Px + 4Px+1 – Px+2)
2.      Merapikan data penduduk umur 65 tahun keatas
Menggunakan distribusi umur penduduk 65 tahun keatas dari suatu negara yang penduduknya sudah stabil. Kelompok penduduk ini tidak besar pengaruhnya terhadap proyeksi karena jumlahnya relatif kecil dan dalam waktu realtif singkat akan bekurang dan menjadi nol.
3.      Merapikan data penduduk umur 0-9 tahun
Diperlukan data tentang tingkat kelahiran total (TFR) masa lampau yang menggambarkan keadaan paling tidak 10 tahun sebelum pencacahan dan jumlah dan susunan umur wanita subur serta tingkat kematian dalam kurun waktu yang sama (BPS, 1998).
           

3. Dalam proyeksi penduduk ada 3 macam perkiraan yang digunakan , yaitu :
a.      Antar Sensus (Intercensal)

Rumus             :
PM = Po + M/n (Pn – Po)       atau                 PM = (n-M) . (Pn – Po)
                                                                                    n

Keterangan      :
Pn        = Jumlah penduduk pada tahun n
Po        = Jumlah penduduk pada tahun awal
PM      = Penduduk pada tahun yang distemasikan
M         = Selisih tahun yang dicari dengan tahun awal
n          = Selisih antara dua tahun yang diketahui




b.      Sesudah Sensus (Pestcensal)

Rumus             :
PM = Po – (n + M) . (Pn – Po)            atau    PM = Pn + M/n . (Pn – Po)
                      n

c.       Proyeksi (Projection)
1.)    Mathematic Method
-          Linier
·         Arimetrik               Pn = Po + (1 + r)

·          Geometrik             Pn = Po . (1 + r)n

-          Non Linier
Exponential     Pn = Po . e rn                                     Note :
                        Pt  = Po . e et                                                 e = 2,7182818

2.)    Metode Komponen
Pengelompokan penduduk berdasarkan komponen-komponen yang mempengaruhi perubahan penduduk, kelompok umur, gender dan etnis akan membantu untuk membangun pemahaman yang lebih baik mengenai dinamika penduduk suatu daerah. Karena ukuran kohor semakin kecil, maka akan semakin terperinci informasi yang dapat digunakan dalam analisis. Misalnya, bayi dan penduduk umur-umur tua akan memiliki persentase kematian yang lebih tinggi dibandingkan penduduk usia muda. Jumlah kelahiran akan bervariasi berdasarkan umur dan etnis dari penduduk wanita. Demikian juga, migrasi akan bervariasi menurut umur, gender dan etnis individu.
-Kebaikan dari metode komponen :
1.      Memerhatikan perubahan setiap komponen dalam pertumbuhan penduduk yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi.
2.      Dalam metode ini, dimulai dengan asumsi-asumsi mortalitas, fertilitas dan migrasi.

-Cara perikiraan proyeksi penduduk dengan metode komponen yaitu :
1.      Kolom 1 untuk kelompok umur dengan interval 5 tahunan
2.      Kolom 2 untuk jumlah penduduk wanita menurut kelompok umur
3.      Kolom 3 survival rasio penduduk wanita yang dikutip dari tabel kematian
4.      Kolom 4 penduduk yang masih hidup (kolom 2 x kolom 3)
5.      Kolom 5 jumlah migran netto pada daerah tertentu dan tahun tertentu yang diperoleh dari perkalian antara proporsi migran perempuan dengan total  migran
6.      Kolom 6 hasil penjumlahan kolom 4 + kolom 5, untuk kelompok umur 0-4 dapat diisi karena angka jumlah kelahiran selama 5 tahun belum dihitung.
7.      Kolom 7 rata-rata jumlah penduduk perempuan per-kelompok umur yaitu kolom 2 + kolom 6 dibagi 2
8.      Kolom 8 perkiraan ASFR pada daerah tertentu
9.      Jumlah kelahiran per-tahun, per-kelompok umur antara tahun tertentu yang dihitung dari kolom 7 x kolom 8.

-Persamaan dalam model komponen kohor adalah:                               
http://junaidichaniago.files.wordpress.com/2008/06/061108-1553-modelmodelp5.png?w=468
Dimana:     Pt     = penduduk tahun t pada kohor di interval k
t    = tahun
n   = umur awal dari kohor
k   = jumlah tahun dalam kohor (interval kohor umur)
DTH     = total kematian
IR        = total kelahiran
NMIG = total migrasi bersih

Berikut diberikan perhitungan-perhitungan untuk ketiga komponen dalam metode ini: 
a. Mortalitas-Tingkat Survival
Mortalitas dihitung dalam model sebagai jumlah penduduk dalam kohor tertentu n-k pada tahun t-k, yang bertahan hidup ke kohor berikutnya (n) pada tahun t.
http://junaidichaniago.files.wordpress.com/2008/06/061108-1553-modelmodelp10.png?w=468
Dimana: http://junaidichaniago.files.wordpress.com/2008/06/061108-1553-modelmodelp11.png?w=468penduduk dari kohor n-k pada tahun t-k
    n-kSRVk     = tingkat bertahan hidup (survival)
b. Kelahiran- Tingkat Fertilitas
Fertilitas adalah jumlah bayi yang dilahirkan wanita usia subur (biasanya antara 15-44 tahun). Tingkat fertilitas diberikan melalui persamaan berikut:
http://junaidichaniago.files.wordpress.com/2008/06/061108-1553-modelmodelp12.png?w=468
Dimana: http://junaidichaniago.files.wordpress.com/2008/06/061108-1553-modelmodelp13.png?w=468tingkat fertilitas wanita dalam kohor n dari interval k
    http://junaidichaniago.files.wordpress.com/2008/06/061108-1553-modelmodelp14.png?w=468 jumlah kelahiran oleh wanita pada kohor n
    http://junaidichaniago.files.wordpress.com/2008/06/061108-1553-modelmodelp15.png?w=468 jumlah wanita dalam kohor n
Tingkat fertilitas yang diperoleh dari rumus diatas dapat digunakan untuk menghitung jumlah kelahiran dalam interval waktu yang sama sesuai dengan ukuran kohor. Misalnya, jika ukuran kohor adalah lima tahunan (0-4, 5-9, 10-14), maka proyeksi dapat dilakukan untuk interval lima tahunan (2005, 2010, 2015).
Selanjutnya, jika wanita-wanita pada kohor umur tertentu tidak memiliki kelahiran, maka untuk keakuratan perhitungan, tingkat fertilitas perlu disesuaikan. Tingkat fertilitas yang disesuaikan adalah rata-rata dari dua tingkat fertilitas yang berurutan.
http://junaidichaniago.files.wordpress.com/2008/06/061108-1553-modelmodelp16.png?w=468
http://junaidichaniago.files.wordpress.com/2008/06/061108-1553-modelmodelp17.png?w=468
Dimana: http://junaidichaniago.files.wordpress.com/2008/06/061108-1553-modelmodelp18.png?w=468    tingkat fertilitas yang disesuaikan dari wanita dalam kohor n dengan interval k
Total kelahiran selanjutnya dibagi atas kelahiran bayi laki-laki dan bayi perempuan berdasarkan sex ratio waktu lahir dari data masa yang lalu.
c. Migrasi bersih (Net Migration).
Migrasi bersih adalah perbedaan antara jumlah penduduk yang masuk dengan jumlah penduduk yang keluar dari suatu daerah, dengan persamaan :
http://junaidichaniago.files.wordpress.com/2008/06/061108-1553-modelmodelp19.png?w=468

1 komentar: